Thursday, October 25, 2018

Pengaruh Makanan Kariogenik

Makanan  kariogenik  sangat  digemari  anak-anak  saat  jajan  disekolah  dan keadaan  ini  dapat  mempengaruhi  kesehatan  gigi  anak  (Ramadhan,  2010).  Contoh makanan kariogenik yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak-anak yaitu :roti, coklat,  permen,  donat  dan  es  krim  (Widya,  2008).  Makanan  kariogenik  banyak mengandung sukrosa yang  merupakan penyebab utama terjadinya karies.  Penebalan plak  pada permukaan gigi  terjadi setelah 30-60 menit mengkonsumsi  makanan yang mengandung  sukrosa,  kemudian  bakteri  Streptococcus  mutans  mengubah  sukrosa menjadi  suasana  asam.  Keadaan  tersebut  menyebabkan  berkurangnya  permeabilitas plak  sehingga  plak  tidak  mudah  dinetralisir  kembali  (Budisuari  dkk.,  2010). Mengkonsumsi makanan kariogenik berulang-ulang  dapat mengubah suasana rongga mulut menjadi asam karena pH  rongga mulut turun. Penurunan  pH  dibawah 5,5 dapat memicu dekalsifikasi  yaitu  hilangnya  garam kalsium  pada email gigi (Adhani  dkk., 2014).  Hasil  studi  epidemiologi  menunjukkan  adanya  hubungan  antara  konsumsi makanan kariogenik dengan prevalensi karies (Sanz dkk.,2013).

Selain  makanan  kariogenik,  status  gizi  juga  dapat  menyebabkan  terjadinya karies.  Masalah  gizi  dapat memicu terjadinya penyakit  kronis, berat badan berlebihatau berkurang  serta karies gigi.  Status gizi yang buruk dapat berdampak pada fungsi kelenjar ludah sehingga tidak maksimal dalam pencegahan karies.  Secara garis besarmasalah gizi pada anak-anak dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena adanya ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran zat gizi maupun kesalahan dalam memilih  makanan.  Kekurangan  zat  gizi  esensial  seperti  vitamin  A,  C,  D,  kalsium, fosfor  dan  fluor  pada  anak-anak  dapat  mempengaruhi  perkembangan  gigi  sehingga lebih  rentan  terhadap  karies.  Kekurangan  vitamin  A  dapat  menyebabkan terganggunya  pembentukan  gigi,  sedangkan  kekurangan  vitamin  D,  kalsium  dan fosfat dapat menyebabkan perlambatan pola erupsi gigi (Arisman, 2014).

Masalah  kesehatan  gigi  dan  mulut  di  Indonesia  merupakan  masalah  yang cukup tinggi, salah satunya yaitu karies gigi.  Prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.  Penyakit  gigi  dan  mulut  dapat  menjadi  sumber  infeksi  yang  dapat mempengaruhi  penyakit  sistemik  lainnya  (Nurhidayat  dkk.,  2012).  Tingginya prevalensi  karies  bisa  disebabkan  oleh  konsumsi  makanan  kariogenik,  kurangnya pengetahuan tentang  kesehatan  gigi dan  mulut serta jarang  melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi (Tulangow dkk., 2013).

Kesehatan  gigi  dan  mulut  penting  untuk  diperhatikan  karena  dapat mempengaruhi  kesehatan  seseorang  sehingga  diperlukan  penanganan  dini  untuk menghindari  kerusakan  yang  lebih  parah.  Data  Dinas  Kesehatan  Kabupaten Sukoharjo  tahun  2009  terdapat  10%  prevalensi  karies  atau  sebanyak  9.149  kasus, terjadi peningkatan  pada tahun 2010 sebesar 15,8% atau  13.038  kasus. Tahun 2011 terjadi  penurunan  sebesar  14%  prevalensi  atau  11.649  kasus  (Dinas  Kesehatan Kabupaten  Sukoharjo,  2012).  Karies  gigi  terjadi  karena  anak-anak  gemar mengkonsumsi  makanan  manis  dan  lengket  yang  digolongkan  sebagai  makanan kariogenik. Hal ini juga didukung oleh tingginya frekuensi mengkonsumsi makanan tersebut  serta  kurangnya  kesadaran  akan  kebiasaan  menggosok  gigi  setelah  makan dan sebelum tidur (Harlina, 2011).

0 comments:

Post a Comment