Thursday, October 25, 2018

Langakah-langkah Menyikat Gigi dengan Benar



Sudahkah Anda menyikat gigi dengan benar? Menyikat gigi secara teratur dan benar penting Anda lakukan untuk menjaga kesehatan gigi. Kerusakan gigi, seperti gigi berlubang, masalah pada gusi, dan bau mulut, dapat menghampiri Anda jika Anda tidak rajin menyikat gigi atau jika Anda tidak menyikat gigi dengan benar.

Dengan menyikat gigi, Anda membersihkan gigi dari plak dan sisa makanan yang menempel pada gigi Anda. Nah,untuk dapat membersihkan gigi secara menyeluruh, Anda harus menyikat gigi dengan benar. Bagaimana caranya?

Tahap-tahap menyikat gigi dengan benar
 Sebelum Anda menyikat gigi, siapkan terlebih dahulu sikat gigi dan pasta gigi. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride dan juga pilih sikat gigi yang sesuai dengan Anda. Sesuaikan kepala sikat gigi dengan lebar mulut Anda. Kepala sikat dengan ujung yang kecil akan memudahkan Anda menjangkau bagian gigi terdalam Anda. Pilih juga sikat dengan gagang yang nyaman Anda pegang, sehingga Anda dapat menyikat gigi dengan benar dan tidak melukai gusi Anda.

Perlu Anda ketahui bahwa sebaiknya sikat lidah Anda terlebih dahulu sebelum Anda mulai menyikat gigi. Membersihkan lidah penting dilakukan untuk menghilangkan bakteri anaerob yang menyebabkan bau mulut. Biasanya sikat lidah ada di bawah bulu sikat pada sikat gigi Anda. Sama seperti menyikat gigi, menyikat lidah juga menggunakan pasta gigi. Sikat lidah Anda sejauh yang bisa Anda jangkau karena semakin dalam lidah Anda, di situlah tempat banyaknya bakteri bersarang. Sikat lidah Anda dengan lembut dan jangan sampai melukai lidah Anda.

Setelah Anda menyikat lidah, Anda bisa langsung menyikat gigi Anda dengan cara:
Letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan posisi membentuk sudut 45 derajat. Anda bisa mulai menyikat gigi pada gigi geraham atas atau pada gigi belakang di salah satu sisi mulut Anda. Sikatlah dengan gerakan melingkar dari atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk setiap bagian.
Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa dipakai untuk mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah. Pastikan semua permukaan gigi sudah disikat, sehingga plak atau sisa makanan yang menempel di gigi bisa hilang.
Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan Anda, Anda harus memegang sikat gigi secara vertikal atau menggunakan ujung kepala sikat gigi Anda dan sikat dengan gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas gigi. Lakukan gerakan ini berulang sebanyak 2-3 kali.
Ubah pola menyikat gigi Anda yang biasa jika diperlukan. Kadang, menyikat gigi dengan cara yang itu-itu saja membuat bagian lain yang tidak biasa dilewati bisa terabaikan.
Jika Anda memulainya dari bagian geraham atas, maka Anda akan menyelesaikan sikatan Anda pada gigi geraham bawah. Anda akan menghabiskan waktu sekitar 2-3 menit untuk menyikat seluruh bagian gigi Anda.
Terakhir, bilas mulut dan sikat gigi Anda dengan air sampai bersih.

Tips tambahan:
Jangan menyikat gigi Anda terlalu keras atau terlalu memberi tekanan pada gigi Anda, ini akan menyakitkan gigi dan gusi Anda. Terlalu keras menyikat gigi sebenarnya tidak membantu membersihkan gigi Anda lebih baik juga. Justru, hal ini dapat menyebabkan permukaan luar gigi (enamel) akan terkikis dan ini adalah asal mula dari gigi sensitif.

Selain itu, menyikat gigi dengan gerakan lurus (bukan melingkar) bukanlah cara yang efektif dalam membersihkan gigi Anda. Menyikat gigi dengan gerakan lurus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gusi Anda.

Bagaimana mengetahui gigi sudah bersih setelah disikat?
Terkadang, mungkin Anda tidak merasa puas setelah menyikat gigi. Anda merasa gigi Anda belum benar-benar bersih, sehingga Anda akan menyikat gigi Anda lebih lama. Parahnya lagi, saat Anda menyikat gigi Anda terlalu lama dengan gerakan yang keras, hal ini menyebabkan luka pada gigi dan gusi Anda. Hal yang pasti tidak ingin Anda alami bukan.

Nah, oleh karena itu, Anda harus mengetahui bagaimana gigi yang bersih setelah disikat. Cara yang paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah dengan merasakan gigi Anda. Loh, bagaimana caranya?

Caranya mudah sekali. Raba gigi dengan lidah Anda, apakah sudah halus atau belum. Permukaan gigi yang halus artinya gigi Anda sudah bersih. Namun, jika permukaan gigi masih terasa kasar, itu berarti masih ada sisa plak yang menempel pada gigi Anda. Untuk itu, pastikan seluruh permukaan gigi sudah Anda sikat semua, ya.


sumber: http://helosehat.com/hidup-sehat/gigi-mulut/cara-menyikat-gigi-dengan-benar/amp/

Karang Gigi


Karang gigi atau "kalkulus gigi" adalah timbunan plak gigi yang mengeras dan tumbuh sedikit demi sedikit. Awalnya, plak gigi terbentuk ketika bakteri dalam mulut bercampur dengan protein dan sisa-sisa makanan. Biasanya karang gigi timbul karena sikat gigi yang kurang bersih. Jika tidak dibersihkan, maka plak tersebut dapat menyebabkan karang gigi.[1]

Pada dasarnya gigi mempunyai kemampuan untuk membersihkan melalui air liur, tetapi pada gigi yang sudah banyak sekali karang giginya kemampuan ini akan menurun. Karena kemampuan tersebut menurun, maka bakteri akan lebih mudah menempel pada gigi dan pada akhirnya akan menyebabkan karies gigi (gigi berlubang) yang berujung pada kerusakan gigi.

Untuk membersihkan karang gigi hanya bisa dilakukan dengan alat yang disebut "scaler". Proses membersihkan dengan "scaler" ini dinamakan "scaling gigi" yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi.

Scaler terdiri dari: hoe scaler : alat yang berbentuk seperti cangkul kecil, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. sikle scaler : alat yang berbentuk seperi bulan sabit, untuk membersihkan kalkulus pada ruang interdental. wing set scaler : alat yang berbentuk seperti sayap, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. curret scaler : alat yang bentuk seperti sendok, untuk mengambil jaringan lunak,cementum,dan sub ginggiva kalkulus pada saku gusi. file scaler : alat yang berbentuk seperti kikir, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. chisel scaler : alat yang berbentu seperti pahat, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus.

Bahan untuk scaling: disclosing agent : suatu cairan berwarna merah yang diberikan pada saat pemeriksaaan gigi untuk menunjukan plak dan karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sehingga tampak lebih jelas.

Tahap kerja scaling: persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. cuci bersih tangan dan kenakan sarung tangan. gunakan masker ( alat perlindungan diri) pastikan pasien dalam keadaan nyaman pada dental unit. berikan disclosing agent pada bawah lidah pasien. lalu instruksikan pasien untuk meratakannya menggunakan lidah. periksa karang gigi yang ada pada permukaan gigi. lalu bersihkan karang gigi menggunakan scaler manual ataupun scaler elektronik. (jangan lupa menggunakan satu tumpuan untuk fixasi). setelah selesai melakukan perawatan maka berikan instruksi sebagai berikut untuk pencegahan timbulnya karies : rajin gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur menggunakan odol. ranjin minum air putih dan berkumur - kumur. rajin membersihkan sisa makanan yang menempel menggunakan benang gigi. rajin makan makanan yang berair dan berserat seperti buah dan sayur.

Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut), serta karang gigi dapat menyebabkan gigi berlubang.

sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Karang_gigi

Pengaruh Makanan Kariogenik

Makanan  kariogenik  sangat  digemari  anak-anak  saat  jajan  disekolah  dan keadaan  ini  dapat  mempengaruhi  kesehatan  gigi  anak  (Ramadhan,  2010).  Contoh makanan kariogenik yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak-anak yaitu :roti, coklat,  permen,  donat  dan  es  krim  (Widya,  2008).  Makanan  kariogenik  banyak mengandung sukrosa yang  merupakan penyebab utama terjadinya karies.  Penebalan plak  pada permukaan gigi  terjadi setelah 30-60 menit mengkonsumsi  makanan yang mengandung  sukrosa,  kemudian  bakteri  Streptococcus  mutans  mengubah  sukrosa menjadi  suasana  asam.  Keadaan  tersebut  menyebabkan  berkurangnya  permeabilitas plak  sehingga  plak  tidak  mudah  dinetralisir  kembali  (Budisuari  dkk.,  2010). Mengkonsumsi makanan kariogenik berulang-ulang  dapat mengubah suasana rongga mulut menjadi asam karena pH  rongga mulut turun. Penurunan  pH  dibawah 5,5 dapat memicu dekalsifikasi  yaitu  hilangnya  garam kalsium  pada email gigi (Adhani  dkk., 2014).  Hasil  studi  epidemiologi  menunjukkan  adanya  hubungan  antara  konsumsi makanan kariogenik dengan prevalensi karies (Sanz dkk.,2013).

Selain  makanan  kariogenik,  status  gizi  juga  dapat  menyebabkan  terjadinya karies.  Masalah  gizi  dapat memicu terjadinya penyakit  kronis, berat badan berlebihatau berkurang  serta karies gigi.  Status gizi yang buruk dapat berdampak pada fungsi kelenjar ludah sehingga tidak maksimal dalam pencegahan karies.  Secara garis besarmasalah gizi pada anak-anak dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena adanya ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran zat gizi maupun kesalahan dalam memilih  makanan.  Kekurangan  zat  gizi  esensial  seperti  vitamin  A,  C,  D,  kalsium, fosfor  dan  fluor  pada  anak-anak  dapat  mempengaruhi  perkembangan  gigi  sehingga lebih  rentan  terhadap  karies.  Kekurangan  vitamin  A  dapat  menyebabkan terganggunya  pembentukan  gigi,  sedangkan  kekurangan  vitamin  D,  kalsium  dan fosfat dapat menyebabkan perlambatan pola erupsi gigi (Arisman, 2014).

Masalah  kesehatan  gigi  dan  mulut  di  Indonesia  merupakan  masalah  yang cukup tinggi, salah satunya yaitu karies gigi.  Prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.  Penyakit  gigi  dan  mulut  dapat  menjadi  sumber  infeksi  yang  dapat mempengaruhi  penyakit  sistemik  lainnya  (Nurhidayat  dkk.,  2012).  Tingginya prevalensi  karies  bisa  disebabkan  oleh  konsumsi  makanan  kariogenik,  kurangnya pengetahuan tentang  kesehatan  gigi dan  mulut serta jarang  melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi (Tulangow dkk., 2013).

Kesehatan  gigi  dan  mulut  penting  untuk  diperhatikan  karena  dapat mempengaruhi  kesehatan  seseorang  sehingga  diperlukan  penanganan  dini  untuk menghindari  kerusakan  yang  lebih  parah.  Data  Dinas  Kesehatan  Kabupaten Sukoharjo  tahun  2009  terdapat  10%  prevalensi  karies  atau  sebanyak  9.149  kasus, terjadi peningkatan  pada tahun 2010 sebesar 15,8% atau  13.038  kasus. Tahun 2011 terjadi  penurunan  sebesar  14%  prevalensi  atau  11.649  kasus  (Dinas  Kesehatan Kabupaten  Sukoharjo,  2012).  Karies  gigi  terjadi  karena  anak-anak  gemar mengkonsumsi  makanan  manis  dan  lengket  yang  digolongkan  sebagai  makanan kariogenik. Hal ini juga didukung oleh tingginya frekuensi mengkonsumsi makanan tersebut  serta  kurangnya  kesadaran  akan  kebiasaan  menggosok  gigi  setelah  makan dan sebelum tidur (Harlina, 2011).

Puskesmas Bringin








Puskesmas Bringin adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No. 25 Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah kesehatan yang harus diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar anggaran yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenagan untuk melakukan integrasi perencanaan dan anggaran.Melalui pelaksanaan otonomi – desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan yang lebih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
A.    TUJUAN
Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen yang ada di Puskesmas Bringin dapat:
1.      Menganalisis Situasi Wilayah Kerja, Prilaku Kesehatan masyarakat, dan Lembaga Bersumber Daya Masyarakat yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Bringin.
2.      Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bringin, kemudian membuat urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan secara bersama-sama bersama lintas program ataupun lintas sektoral.
3.      Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi hambatan internal dan hambatan eksternal.
4.      Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas program dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
5.      Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Bringin dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu atau dua tahun kedepan.
6.      Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran kegiatan yang direncanakan.
B.     VISI, MISI,  TUPOKSI PUSKESMAS, DAN TATA NILAI
Rencana usulan kegiatan ini disusun berdasarkan visi, misi, tupoksi dan tata nilai yang disepakati bersama, dan berdasarkan rencana strategi Dinas Kesehatan Kabupaten, serta memperhatikan hasil analisis kebutuhan masyarakat.
VISI
Terwujudnya pelayanan  menuju masyarakat Bringin sehat dan mandiri.
MISI
1.      Menciptakan suasana lingkungan  kerja yang aman, bersih dan nyaman
2.      Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang professional dan bermutu
3.      Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan
4.      Meningkatkan pemerataan dan jangkauan pelayanan Puskesmas Bringin
MOTTO
SETARA : “Semangat Tanggap dan Ramah”
TATA NILAI
S    : Sabar dalam memberikan pelayanan
E    : Empati terhadap pelanggan dan lingkungan
T    : Tanggung jawab dalam menjalankan tugas
A   : Akurat dan cermat dalam bekerja
R    : Realistis dalam berfikir dan bertindak
A   : Amanah dalam mengemban kepercayaan
Rencana usulan kegiatan ini disusun berdasarkan visi, misi, tupoksi dan tatanilai ya
ng disepakati bersama, dan berdasarkan rencana strategi Dinas Kesehatan Kabupaten, serta memperhatikan hasil analisis kebutuhan masyarakat











              Kecamatan Bringin adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang dari 26 Kecamatan . Suhu Udara maksimum 24,9º C dan suhu udara minimum sebesar 17º C dengan kelembaban udara maksimum sebesar 85,3% dan minimum sebesar 34,3%.
              Puskesmas Bringin terletak di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dengan luas wilayah kerja 58,82 Km2 dan meliputi 16 desa.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Bringin sebagai berikut :
1. Sebelah Utara          : Kabupaten Grobogan
2. Sebelah Timur         : Kecamatan Bancak
3. Sebelah Selatan        : Kecamatan Pabelan
4. Sebelah Barat           : Kecamatan Tuntang






Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Bringin antara lain:
Pelayanan UKP:
1.      UGD
2.      Rawat Inap
3.      Pemeriksaan Umum
4.      Kesehatan Gigi dan Mulut
5.      KIA dan KB
6.      Laboratorium
7.      Farmasi
8.      Konsultasi Gizi
9.      Konsultasi Sanitasi
Pelayanan UKM:
1.     UKM Esensial
a.         Kesehatan lingkungan
b.        Gizi
c.         Promkes
d.        Kesehatan Ibu dan Anak, KB
e.         P2P
2.     UKM Pengembangan
a.         Kelas Ibu
a.         Posbindu
b.        Lansia
c.         Poskestren
d.        Ukesja
e.         UKGS
f.         Kesehatan Jiwa
3.     UKM Inovasi

Kelas Ibu dengan Pendampingan Suami